Entri Populer

Jumat, 03 Desember 2010

individu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai yang terkandung dalam ilmu sosial dasar tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari, karena kita sebagai mahluk social, yang tidak bias hidup sendiri.Karena baik individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis.
Makalah ini mengambil judul individu, keluarg dan masyarakat,yang berisi definisi, fungsi, hubungan satu dengan yang lain,yang kesemuanya sudah tentu di alami dalam kehidupan bermasyarakat. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas individu dari bapak/ibu dosen dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
B. Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang individu, keluarga, masyarakat hubungannya di masyarakat terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi individu, keluarga, dan masyarakat ?
2. Bagaimana fungsi dan hubungan dari masing-masing point tersebut ?

C. Tujuan
Penulis dan pembaca pada khususnya dapat menghayati dan mengerti makna dari, individu, keluarga, dan masyarakat, serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Selain itu untuk menyelesaikan tugas yang diembankan dari dosen kepada mahasiswanya.




BAB II ISI
A. Individu
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.

2. Hubungan Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi.Di sini muncul istilah – istilah Ego, Id, dan Superego serta dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja), dan sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian yang disebut “Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut), Ego atau “aku”, dan superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temprorer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan.Contohnya seksual atau libido.Ego bertugas melaksanakan dorongan - dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dan Superego. Egod alam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle.Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai – nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu ada semacam pertentangan antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari id dan larangan dari superego, maka individu akan mengalami konflik batin yang terus menerus. Untuk itu perlu analisasi melalui mekanisme pertahanan.
3. Hubungan Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga.Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu, ayah, dan kakak – adik.Dengan orang tua, dengan saudara – saudara kandung, terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada umumnya.Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial.Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.
4. Hubungan Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makor.Aspek teritorium kurang ditekankan.Namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobo yang lebih besar.Kedua aspek itu munjuk kepada derajat integrasi masyarakat karena keteraturan esensial dan hdup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari pranat, status, dan peranan individu. Variabel – variabel tersebut dipakai dalam mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat menurut persepsi makro.Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.Hubungan individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersfiat sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat mako merupakan gejala yang menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat berperan sebagai indikator tinggi – rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni dan golongan masyarakat dari status tersebut.
5. Karakteristik Individu Dalam Organisasi Antara Lain
1. karakteristik biografis
• Umur
• Jenis kelamin
• Status kawin
• masa kerja
2. Kemampuan
• kemampuan fisik
• kemampuan intelektual
3. Kepribadian
4. Proses belajar
5. Persepsi
6. SikapKepuasan kerja
7. Perilaku Individu dalam organisasi antara lain
• Produktifitas kerja
• Kepuasan kerja
• Tingkat absens
• Tingkat turnover






B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Diharapkan keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya.Setiap manusia pada hakikatnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan. Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dilakukan supaya tepat pada waktunya ia sudah matang menerima baru dalam mengarungi hidup untuk rumah tangganya. Contoh : orang tua memberikan pengetahuan untuk mengatur rumah tangga bagi sang istri dan pengetahuan tentang tugas dan kewajiban bagi suami.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindungi dari gangguan-gangguan seperti gangguan udara, penyakit, dan sebagainya, supaya terwujud suatu masyarakat yang terlepas/terhindar dari segala gangguan apapun yang terjadi.Contoh : berusaha menyediakan rumah, dan berusaha menyediakan obat-obatan.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusahan menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok baik jasmani maupun rohani.Contoh : kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan jasmani, yaitu alat-alat sekolah, perhiasan, tempat tidur, dll.Kebutuhan rohani, yaitu rekreasi.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Contoh : mengajak keluarga beribadah ke tempat beribadah masing-masing agama yang dianut.
e. Fungsi Sosial
Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah dewasa. Contoh : keluarga mewarisi nilai-nilai kebudayaan antara lain dalam bentuk sopan santun bahasa, dan cara bertingkah laku.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Pembentuk kepribadian
Dalam lingkungan keluarga, para orang tua meletakan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya, dengan tujuan untuk memproduksi serta melestarikan kepribadian mereka dengan anak cucu dan keturunannya.Contoh : pada keluarga suku Jawa atau suku Sunda, seorang anak yang menerima sesuatu pemberian dari orang tua atau kerabat-kerabat keluarga, harus menerima dengan tangan kanan.
2. Keluarga juga berfungsi sebagai alat reproduksi
Kepribadian-kepribadian yang berakar etika, estetika, moral, keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional dengan sebuah struktur masyarakat tertentu.Contoh : di keluarga seniman tari Bali, diwariskan ketrampilan seni patung atau seni tari Bali kepada anak keturunannya.
3. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
Karena menempati posisi kunci.Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.Contoh : televise sebagai produk teknologi modern sudah sedemikian besar berperan sebagai transmisi kebudayaan.
4. Keluarga berfungsi sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
Contoh : dalam lingkungan “keluarga besar” suku Batak Karo maupun Simalungun di Sumatera Utara, huta atau kuta yang memegang hak ulayat atas penguasa tanah pertanian, baik berupa sawah atau ladang.
5. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuh dan pendidikan.
Contoh : seorang ibu mengajarkan anak perempuannya bagaimana caranya memasak dan mengurus rumah tangga yang baik.

C. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Kemudian pendapat dari Prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern)
a. Masyarakat sederhana
Pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Contohnya : berburu dan menagnkap ikan di laut merupakan pekerjaan kaum laki-laki. Sedangkan mengurus rumah tangga dan membuat pakaian adalah pekerjaan kaum wanita.
b. Masyarakat Maju
Memiliki aneka ragam kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1. Masyarakat Non Industri
a) Kelompok primer
Disebut juga kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.Contoh : keluarga dan rukun tetangga.
b) Kelompok sekunder
Antar anggota terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional.Obyektif.Contoh : semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan.
2. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf pengembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri.Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai batas-batas tertentu.Contoh : tukang roti, tukang sepatu, mereka dapat bekerja secara mandiri.


2. Ciri-Ciri Masyarakat
a. Homogenitas Sosial
Masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.Oleh karena itu, biasanya kehidupan di desa tentram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola piker, penyikap, dan pandangan yang sama.
b. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.Mulai masalah umum sampai pribadi. Anggota masyarakat satu sama lain saling mengenal secara intim. Kebersamaan sangat diutamakan walau materi tidak mendukung.
c. Kontrol Sosial Yang Ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain. Bahkan ikut mengurus terlalu jauh masalah atau kepentingan dari anggota masyrakat yang lain. Kekurangan dari salah satu anggota masyarakat adalah kewajiban anggota yang lain untuk menyoroti dan membenahinya.
d. Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong dalam anggota masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.Semua masalah diselesaikan secara gotong royng, baik dalam arti murni maupun timbale balik.
e. Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.Bagi anggota masyarakat yang tidak memenuhi norma dan kaidah yang sudah disepakati, akan dihukum,dikeluarkan dari ikatan social dengan cara mengucilkan/memencilkan.



f. Magis dan Religius
Kepercayaan masyarakat desa kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat mendalam.Bahkan kehidupan sehari-hari diarahkan kepadaNya.Bahkan sampai sekarang masih dapat ditemukan masyarakat pedesaan yang mengadakan ritual meminta rezeki keselamatan dan sebagainya.
g. Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.

D. Hubungan Individu, Keluarga,dan Masyarakat
Setiap individu pasti saling hidup berinteraksi/bersosialisasi dengan individu lainnya.Mereka saling membantu dan menolong antar sesama.Interaksi pertama yang dilakukan oleh individu yaitu di lingkungan keluarga. Fungsi keluarga sebagai wahana terjadinya sosialisasi antara individu dengan warga yang lebih besar. Salah satu fungsinya adalah sosialisasi dan pendidikan, yaitu fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya dimasa yang akan datang.Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang mempengaruhi orang lain karena adanya interaksi. Untuk perkembangan sosial anak akan sangat dipengaruhi siapa agen sosialnya. agen sosial yang terpenting adalah orang-orang yang saling berhubungan dan dapat mempengaruhi bagaimana orang tersebut berperilaku, temasuk di sini adalah orangtua, saudara kandung atau kelompok bermain . selain itu nenek/kakek, paman/bibi dan orang dewasa lain dalam masyarakat sebagai jaringan hubungan yang lebih luas. Setiap agen sosial tersebut akan menentukan perbedaan dalam proses sosialisasi anak. Oleh karena itulah untuk menghasilkan individu-individu yang berkualitas baik, keluarga amat berperan dalam mensosialisasi nilai-nilai kebaikan dan norma yang berlaku atau yang diharapkan masyarakat kepada anak mereka yang dimulai dari masalah-masalah kecil yang terjadi dalam keluarga sesuai dengan tahap perkembangan usia anak tentunya. Praktek pengasuhan merupakan masa penting dalam membentuk individu matang dan dewasa, yang didalamnya telah mencakup proses sosialisasi.Cara yang dapat dilakukan keluarga dalam proses sosialisasi adalah sebagai berikut: Pertama, pengkondisian/pelaziman. Karena tidak dapat disangkal lagi bahwa anak ialah manusia yang pasif sepenuhnya dalam sosialisasi, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan sebagian besar sikap dan tingkah lakunya dilakukan sebenarnya melalui proses ini, yang diciptakan oleh orangtua atau anggota keluarga lain yang telah dewasa dengan pemberian mekanisme hukuman atau imbalan. Misal, makan, minum, mandi, berpakaian, buang air besar/kecil (toilet training) bahkan bertutur kata sekalipun. Dengan diberikannya mekanisme tersebut anak akan mempertahankan tingkah laku tertentu bila apa yang dilakukan/diperbuat (baik) dapat imbalan. Sebaliknya anak akan menghindari tingkah laku tertentu bila ternyata apa yang diperbuat (buruk) akan mendapat hukuman.Kedua, pemodelan (pengimitasian dan pengindentifikasian).Cara imitasi biasanya berlangsung dalam waktu singkat untuk sekedar meniru aspek luar dari tokoh/model yang diidealkannya. Sebaliknya, jika anak menginginkan dirinya sama (identik) dengan tokoh idolanya maka peniruan akan terjadi lebih mendalam karena tidak hanya peniruan tingkah laku tapi juga totalitas dari tokoh atau model tersebut (identifikasi) sehingga di sini orangtua (keluarga) perlu memberi contoh perilaku yang baik bagi anaknya.Dan ketiga, internalisasi yaitu cara yang mempersyaratkan anak (dengan sukarela) untuk menyadari bahwa sesuatu hal, seperti norma, nilai dan tingkah laku memiliki makna tertentu yang berharga bagi dirinya atau bagi masyarakat kelak untuk dijadikan panutan, pedoman atau tindakan yang lama kelamaan hal tersebut akan menjadi bagian dari kepribadiannya, semisal anak dicontohkan dengan perbuatan-perbuatn yang dilarang agama atau yang tidak diharapkan masyarakat pada umumnya.Anak sebagai bagian anggota keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan terlepas dari lingkungan dimana dia dirawat/diasuh. Hubungan ini akan berkembang sesuai tahapan usia anak.


BABIII PENUTUP
Kesimpulan
Individu berasal dari kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.Dalam masyarakat individu dapat berhubungan yaitu, hubungan individu dengan dirinya, individu dengan keluarga, individu dengan masyarakat, dan karakteristik individu dalam organisai.
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang selalu menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama. Fungsi keluarga ada 4, yaitu: fungsi biologis, pemeliharaan, ekonomi, keagamaan dan social.
masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.masyarakat di golongkan menjadi 2, yaitu: masyarakat sederhana dan masyarakat maju:2, masyarakat non indusrti dan masyarakat industri. Ciri-ciri masyarakat yaitu: homogenitas social, hubungan primer, control social yang ketat, gotong royong, ikatan social, magis dan relegius, dan pola kehidupan.





DAFTAR PUSTAKA

http://krisnawanadikusuma.blogspot.com/2009/10/hubungan-individu-keluarga-dan-masyarakat.html
http://and1krn.wordpress.com/2010/02/23/kehidupan-bermasyarakat-individukeluarga-masyarakat/
http://toilethenchan.ngeblogs.com/2009/09/22/individu-keluarga-dan-masyarakat/
http://devirahman.wordpress.com/2009/04/24/pengertian-masyarakat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar